Selasa, 26 Juli 2011

Panca Srada


PENDAHULUAN

 Puji syukur saya ucapkan kepada  IDA SANG HYANG WIDHI WASA, karena berkat rahmat-NYA saya dapat menyelesaikan presentasi ini tepat pada waktunya. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasi kepada berbagai sumber yang mendukung terselesaikannya presentasi ini.
 Dalam presentasi yang berjudul PANCA SRADA ini akan di bahas mengenai pengertian Panca Srada serta bagian-bagian mengenai Panca Srada.
Namun presentasi ini masih jauh dari sempurna, jadi mohon maap jika kurang memuaskan rasa ingin tau pendengar.  Semoga presentasi ini dapat menambah pengetahuan kita.
Denpasar, 8 Oktober 2010
        SUARYANA SUYASA
      Penulis,




            Panca Srada
Panca Srada adalah lima dasar keyakinan umat Hindu meyakini adanya Tuhan.
Dengan adanya kelima dasar tersebut kita dapat menempuh jalan mencapai Moksa atau terbebas dari seluruh ikatan duniawi.. Panca Sradha meliputi:
1. Brahman — Widhi Tattwa, keyakinan terhadap Tuhan
2.
Atman — Atma Tattwa, keyakinan terhadap Atman
3. Karmaphala — Karmaphala Tattwa, keyakinan pada Karma phala (hukum sebab-akibat).
4. Samsara — Keyakinan pada kelahiran kembali
5. Moksha — Keyakinan akan bersatunya Atman dengan Brahman.

Brahman
 adalah keyakinan akan adanya Tuhan , Maha Ada, Maha Kuasa, Maha Segala Galanya. Tuhan yang Maha Kuasa sebagai pencipta(Dewa Brahma), pemelihara(Dewa Wisnu), dan pelebur(Dewa Siwa) alam semesta dan segala isinya. Tuhan juga ada maha tau dan ada dimana-mana. Tuhan bersifat gaib dan tidak dapat dilihat. Walaupun Tuhan berada dimana-mana namun Tuhan itu tunggal, hanya satu.
Atman
 adalah percikan terkecil dari Paramatman atau Ida Sang Hyang Wdhi Wasa. Atman di dalam tubuh manusia disebut Jiwatman, yang menyebabkan manusia itu hidup. Atman adalah badan halus, sedangkan tubuh atau raga adalah badan kasar, jadi atman itu adalah penggerak atau pengendali tubuh manusia. Yang menyebabkan semua makhluk dapat hidup karna di dalamnya terdapat atman  yang menghidupinya.
1.Achodya         (tak terlukai oleh senjata).
2.Adahya           (tak terbakar oleh api),
3.Akledya          (tak terkeringkan oleh angin),
4.Acesyah          (tak terbasahkan oleh air),
5.Nitya              (abadi),
6.Sarvagatah     (dimana-mana ada),
7.Sthanu            (tak berpindah-pindah),
8.Acala              (tak bergerak),
9.Sanatana         (selalu sama),
10.Awyakta       (tak terlahirkan),
11.Achintya       (tak terpikirkan),
12.Awikara        (tak berubah dan sempurna tidak laki-laki atau perempuan).

Karma Phala
           Juga sering disebut hukum sebab akibat yaitu segala sebab pasti mempunyai akibat dan begitu pula akibatnya. Ajaran karma Phala ini hukumnya bersifat pasti, setiap karma pasti ada hasilnya. Segala hasil yang kita terima pasti akan sesuai dengan karma yang kita buat. Jadi dalam hukum karma phala ini tidak ada kejadian yang terjadi secara kebetulan.
         Dengan demikian karma phala dapat digolongkan menjadi 3 macam sesuai dengan saat dan kesempatan dalam menerima hasilnya, yaitu Sancita Karma Phala, Prarabda Karma Phala, dan Kriyamana Karma Phala.

1.Sancita Karma Phala : Hasil perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita yang sekarang.
2.Prarabda Karma Phala: Hasil perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya lagi;
3.Kriyamana Karma Phala : Hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat, sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang.

Punarbhawa
 berarti kelahiran yang berulang-ulang, yang disebut juga penitisan kembali (reinkarnasi) atau Samsara. Di dalam Weda disebutkan bahwa “Penjelmaan jiwatman yang berulang-ulang di dunia ini atau didunia yang lebih tinggi disebut Samsara. Kelahiran yang berulang-ulang ini membawa akibat suka dan duka. Samsara atau Punarbhawa ini terjadi oleh karena Jiwatman masih dipengaruhi oleh kenikmatan, dan kematian akan diikuti oleh kelahiran”. Punarbhawa akan terus berlanjut hingga atmanya dapat terlepas dari seluruh ikatan duniawi.
Moksa
adalah  tujuan tertinggi umat hindu. Moksa berarti kebebasan, bebas dari ikatan keduniawian, bebas dari kelahiran yang berulang ulang, dan bersatunya Atman dengan Brahman. Moksa berarti kemerdekaan yang sempurna,ketentraman rohani sebagai dasar kebahagiaan abadi, terbebas dari punarbhawa dan menunggal dengan Ida Sang Hyang Wdhi Wasa.
Tingkatan Moksa ada 4 yaitu:
1.Samipya
adalah suatu kebebasan yang dicapai oleh seseorang semasa kehidupannya di dunia ini. Hal ini dapat dilakukan oleh para Yogi dan para Maharsi, dimana beliau sudah dapat mendengar wahyu dari Tuhan, dalam keadaan demikian posisi atman sangat dekat dengan Tuhan.
2.Sarupya
 adalah suatu kebebasan yang didapat seseorang di dunia ini, karena kedudukan Atman-nya merupakan pancaran dari kemahakuasaan Tuhan, seperti halnya Sri Rama, Budha dan Sri Kresna. Walaupun atman telah mengambil perwujudan tertentu, namun iya tidak terikat dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini.
3.Salokya
adalah kebebasan yang telah dicapai oleh atman, dimana atman itu sendiri  telah berada dalam posisi dan kesadaran yang sama dengan Tuhan. Dalam keadaan seperti ini keadaan atman sudah mencapai tingkatan Dewa yang merupakan manifestasi dari  Ida Sang Hyang Wdhi.
4.Sayujya
adalah tingkat kebebasan yang paling tinggi dimana atman sudah dapat bersatu dengan Tuhan. Dalam keadaan seperti inilah disebut Brahman Atman Aikyam yang artinya Brahman dan Atman itu tunggal.

           Untuk mencapai Moksa beberapa cara yang dapat ditempuh sesuai dengan bakat dan bidang yang digeluti saat ini yang disebut dengan Catur Marga ada juga yang menyebutkan dengan Catur Yoga yaitu empat jalan yang ditempuh untuk mencapai Moksa. Adapun keempat Catur Marga terdiri dari :

1.
Bhakti Marga Yoga
adalah cara mempersatukan atman dengan brahman dengan jalan cinta kasih, menyembah dan berdoa dengan pasrah mempersembahkan jiwa dan raganya kepada Ida Sang Hyang Wdhi Wasa.
2. Karma Marga Yoga
 adalah jalan untuk mencapai moksa atau kesempurnaan dengan perbuatan atau kebajikan, menolong atau membantu orang lain dalam kehidupan dengan tulus iklas atau tanpa pamrih. Hal yang paling penting dari Karma Marga Yoga adalah melepaskan semua hasil dari segala perbuatan.
3. Jnana Marga Yoga
adalah cara atau jalan mencapai moksa dengan cara mempelajari ilmu pengetahuan yang berbau suci seperti kitab dan filsafah agar terlepas dari ikatan duniawi. Dalam Jnana Marga Yoga ini kita harus fokus hanya kepada ajaran yang suci tanpa ada unsur duniawi.
4. Raja Marga Yoga
adalah jalan mencapai moksa dengan melakukan tapa, brata, yoga, dan samadhi. Dalam jalan Raja Marga Yoga ini kita diwajibkan memiliki guru kerohanian yang sempurna agar kita dapat dituntun ke arah mencapai moksa tersebut.










Kesimpulan
         Panca Srada merupakan lima dasar keyakinan umat Hindu mengenai keyakinan adanya Tuhan atau Ida Sang Hang Widhi. Panca Srada memiliki 5 bagian yaitu Brahma, Atma, Karma Phala, Punarbhawa atau Samsara, dan Moksa.
Kelima bagian tersebut memiliki makna masing-masing mengenai jalan mencapai moksa, jadi setiap bagian-bagian dari Panca Srada tersebut memiliki ikatan yang saling berkaitan yang tidak dapat dipisahkan sebagai jalan menempuh moksa.

1 komentar:

  1. Hogaming 0.2% Bonus Rollingan

    Syarat dan ketentuan

    - 0,2% Bonus Rollingan / Rebate
    - Minimal Turn Over Rp 25.000.000
    - Minimal Bonus Rollingan / Rebate Rp 50.000
    - Maksimal Bonus Rollingan / Rebate Rp 5.000.000
    - Hadiah akan dikreditkan secara otomatis pada hari Senin depan pukul 18:00 WIB

    EKSLUSIF PROMO LOHH GENGSSS

    SEGERA DAFTAR DAN DAPATKAN JACKPOT MU DI ZEUSBOLA

    Whatsapp : +62 822-7710-4607(ZEUSBOLA)


    #PROMOTERBARU #PROMO EKSLUSIF #BIGHOTBONUS #ROLLINGAN #NEWMEMBER #EXTRABONUS #SABUNGAYAM #TOTO #DEPOSITPULSA #SLOTONLINE

    BalasHapus